Welcome!!!! Welcome!!!

Minggu, 07 Oktober 2012

Perlunya Psikologi Lintas Budaya


             Psikologi Lintas Budaya (PLB) mungkin baru 100 tahun ini baru terdengar dan berkembang pesat, jika ditarik agak jauh kebelakang dengan mencermati fenomena sebelum lahirnya PLB yakni pada masa abad pertengahan (abad ke 15) dan ke 16, Masyarakat di Eropa yang menaruh perhatian pada nilai-nilai luhur kemanusiaan. Kebebasan (freedom), kesetaraan (equality) mengemuka di masa perahlian menuju pembaharuan (renaissance) terhadap sektor-sektor kehidupan. Keragaman (diversity) yang tampak dalam kehidupan masyarakat sehari-hari menjadi bagian yang tak terpisahkan dan merupakan isu penting pada menjelang masa renaissance tersebut.
            Sedangkan tumbuh-kembang PLB lebih tampak di Amerika Serikat sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di negara itu. Namun demikian, kita akan mudah menjumpai studi-studi tentang perbandingan antara orang Amerika dengan Jerman, dibandingkan studi mengenai orang Amerika keturuan Afrika dengan orang Amerika keturunan Asia. Hal ini dimungkinkan karena mereka berasumsi bahwa Amerika merupakan satu kesatuan budaya (homogen) yang dapat dibedakan dengan bangsa di negara-negara lainnya.
             Pada masa "European Enlightenment" atau era pencerahan bangsa Eropa (Jahoda & Krewer: hal. 8) di abad 17 hingga ke 19, sebagai kelanjutan masa renaissance, perkembangan peradaban manusia mulai berubah kearah yang lebih luhur dan manusiawi dalam menempatkan posisi serta harkat manusia dalam kehidupannya (from savage to the civilized state of human life). Oleh karena itu psikologi sangat bermanfaat untuk di terapkan di masyarakat.
        Menurut Lonner Brislin dan Thorndike, (1973), psikologi lintas budaya adalah kajian empirpik mengenai anggota berbagai kelompok budaya yang telah memiliki perbedaan pengalaman yang dapat membawa ke arah perbedaan perilaku yang diramalkan dengan signifikan.
         Dan psikologi lintas budaya menurut Segall, Dasen, dan Poortinga (1990) adalah kajian ilmiah mengenai perilaku manuasia dan penyebarannya, skaligus memperhitungkan cara perilaku itu dibentuk dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial budaya. Definisi ini mengarahkan perhatian pada dua hal pokok yaitu keragaman perilaku manusia didunia dan kaitannya antara perilaku individu dengan konteks budaya.
           Menurut Triandis, Malpass, dan Davidson (1972) psikologi lintas budaya mencakup kajian suatu pokok persoalan yang bersumber dari dua budaya atau lebih, dengan menggunakan metode pengukuran yang ekuivalen, untuk menentukan batas-batas yang dapat menjadi pijakan teori psikologi umum dan jenis modifikasi teori yang diperlukan agar menjadi universal.
              Jadi psikolog lintas budaya mengkaji tentang perilaku individu budaya, yang mungkin dapat berubah dan berbeda karena perbedaan pengalaman yang di dapatkan individu tersebut, sehingga muncul pola prilaku yang beraneka ragam.
             
Hubungan Psikologi Lintas Budaya(PLB) dan cabang ilmu lainnya.
           Dibawah ini merupakan beberapa contoh hubungan dari ilmu psikologi lintas budaya dengan cabang ilmu lainnya, karena saling keterkaitannya 1 sama lain :

  • Psikologi lintas budaya dengan Sosiologi
         Kedua ilmu ini saling keterkaitan karena objek material yang di kaji adalah manusia, dan hubungannya adalah sosiologi mengkaji bagai mana manusia saling berhubungan, dan psikologi lintas budaya mengkaji prilaku dari segi budaya, sehingga kedua ilmu tersebut dapat berdampingan bagai mana individu yang memiliki budaya sehingga memiliki perilaku tertentu berinteraksi dengan individu yang berbeda budaya.
  • Psikologi lintas budaya dengan Psikologi klinis        Mungkin keduanya dari cabang ilmu yang sama akan tetapi penekanan berbeda, selain hubungan dari akar ilmu yang sama, keduanya jg saling keterkaitan, karena seorang psikolog klinis akan berhubungan dengan klien yang berbeda budaya dan menghasilkan prilaku budaya, karena setiap orang pasti masih memegang kebudayaan masing-masing, untuk itu seorang psikolog klinis juga harus mampu memperlakukan dan berkomunikasi dengan baik, tanpa merendahkan atau menyinggung nilai budaya klien dan dirinya.
  • Psikologi lintas budaya dengan Psikologi konsumen
           Kali ini pun sama, psikologi konsumen yang berasal dari cabang ilmu psikologi, juga memiliki kaitannya dengan litas budaya, misalkan dalam psikologi konsumen juga mempelajari tentang prilaku tetapi diarahkan pada suatu kegiatan konsumsi, jadi karena semua manusia pasti melakukan konsumsi berarti beraneka ragam etnis juga melakukan kegiatan tersebut, akan tetapi mungkin perilaku yang di tunjukan berbeda terhadap barang konsumsi. oleh karena itu psikologi konsumen juga dapat di padukan dengan psikologi lintas budaya, misal dengan tujuan menguji perilaku yang timbul dari masyarakat etnis tertentu terhadap suatu barang konsumsi.
              Mungkin masih banyak cabang ilmu yang memiliki hubungan dengan psikologi lintas budaya, apalagi bila suatu cabang tersebut mengkaji perilaku atau budaya, ataupun menerapkan teori psikologi lintas budaya kedalam pengujian teori suatu ilmu lainnya. Oleh karena itu Psikologi industri mulai berkembang dan di terapkan.






Daftar Pustaka

         http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197210242001121-BAGJA_WALUYA/PIS/Konsep_Dasar_Psikologi.pdf
        http://www.psychologymania.com/2011/09/mazhab-dan-aliran-dalam-psikologi.html
        http://www.uin-malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=2558:psikologi-lintas-budaya&catid=35:artikel-dosen&Itemid=210

Tidak ada komentar:

Posting Komentar