Welcome!!!! Welcome!!!

Minggu, 04 November 2012

Akulturasi dan Relasi Interkultural

         Dalam kehidupan bermasyarakat, budayadi maysarakat berubah dengan seiringnya waktu, salah satunya adalah proses akulturasi. Akulturasi (adalah) proses perubahan budaya sebagai akibat dari jangka panjang, tatap muka kontak antara dua masyarakat "(Garbarino, 1983)

       Akulturasi adalah jenis perubahan budaya dari satu kelompok etnis atau populasi tertentu kelompok etnis (A) dalam kaitannya dengan kelompok lain etnis (B) sedemikian rupa sehingga fitur budaya tertentu Abecome mirip atau menanggung beberapa kemiripan dengan yang B "(Ta Chee Beng, 1988).

           Akulturasi mengacu pada proses dimana kultur seseorang dimodifikasi melalui kontak atau pemaparan langsung dengan kultur lain. Misalnya, bila sekelompok imigran kemudian berdiam di Amerika Serikat (kultur tuan rumah), kultur mereka sendiri akan dipengaruhi oleh kultur tuan rumah ini. Berangsur-angsur, nilai-nilai, cara berperilaku, serta kepercayaan dari kultur tuan rumah akan menjadi bagian dari kultur kelompok imigran itu. Pada waktu yang sama, kultur tuan rumah pun ikut berubah. Contoh akulturasi, seperti saat budaya rap dari negara asing digabungkan dengan bahasa Jawa, sehingga menge-rap dengan menggunakan bahasa Jawa. Ini terjadi di acara Simfoni Semesta Raya.
         Contoh-contoh dari hasil akulturasi budaya sangat beraneka ragam. Dalam bidang kesenian, arsitektur, agama dan lain-lain. Bentuk bangunan Masjid Sunan Kudus adalah salah satu akulturasi antara Hindu-Islam.
        Candi-candi di Indonesia sebagai wujud percampuran antara seni asli bangsa Indonesia dengan seni Hindu-Budha. Candi merupakan bentuk perwujudan akulturasi budaya bangsa Indonesia dengan India. Candi merupakan hasil bangunan zaman megalitikum yaitu bangunan punden berundak-undak yang mendapat pengaruh Hindu Budha. Candi Borobudur merupakan wujud dari akulturasi antara agama Hindu-Budha di Indonesia.
       Interkultural adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras, etnik, atau sosioekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini. Stewart L. Tubbs, mengatakan bahwa interkultural adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda budaya (baik dalam arti ras, etnik, atau perbedaan-perbedaan sosio ekonomi).


Hamid Mowlana juga menyebutkan bahwa interkultural sebagaihuman flow across national boundaries. 

          Misalnya; dalam keterlibatan suatu konfrensi internasional dimana bangsa-bangsa dari berbagai negara berkumpul dan berkomunikasi satu sama lain, sedangkan menurut Fred E. Jandt mengartikan interkultural sebagai interaksi tatap muka di antara orang-orang yang berbeda budayanya.Guo-Ming Chen dan William J. Sartosa juga menambahkan bahwa interkultural adalah proses negosiasi atau pertukaran sistem simbolik yang membimbing perilaku manusia dan membatasi mereka dalam menjalankan fungsinya sebagai kelompok.Kesimpulannya baik Akulturasi ataupun Relasi Interkultural dapat mengubungkang satu budaya dengan budaya lain, dan dapat saling mempengaruhi dan membuat keunikan dari masing-masing budaya bersatu.

Daftar Pustaka

Minggu, 14 Oktober 2012

Transmisi Budaya Dan Biologis Serta Awal Pengasuhan


          Setiap individu manusia pasti di lahirkan dalam sebuah keluarga dan dalam keluarga tersebut pasti memiliki suatu budaya, kemudian individu tersebut tumbuh dan berkembang, dalam proses tumbu kembang indi vidu tersebut terjadilah suatu transmisi budaya dan biologis dimana ada peroses tersebut melibatkan penurunan faktor biologis dan nilai-nilai budaya baik dari orang tua, lingkungan dan sebagainya. dalam proses tersebut individu itu diasuh dan dididik akan nilai budaya yang ada di sekitarnya, sehingga dalam individu manusia itu juga tumbuh nilai budaya yang ia dapatkan. dimana nilai budaya yang diajarkan berkembang mulai dari hal sederhana seperti norma makan dengan tangan kanan hingga yang lebih kompleks. 
         Nilai budaya yang telah tertanam dalam seseorang tidak hanya sampai di situ, nilai budaya juga bisa terpengaruhi dari lingkungan atau orang lain (teman, guru, dll) yang juga bisa membuat transmisi budaya kepada orang tersebut sehingga nilai budaya yang ia miliki semakin berkembang. Berikut pengelompokan suatu transmisi budaya dari sumber berasalnya budaya yang di turunkan dan contohnya:

1. Transmisi Vertical
  • General Acculturation
         Transmisi budaya yang berasal dari orang yang lebih tua/orang tua kepada diri seseorang. Contoh : anak disiplin karena melihat orang tua yang disiplin.
  • Specific Sosialization     Transmisi budaya yang di turunkan dengan peristiwa sengaja, terarah, dan sistematis. Contoh : anak dididik untuk tidak membantah orang tua.
2. Oblique Transmision
         Transmisi Budaya yang berasal dari orang dewasa lain yang sama kebudayaannya dengan proses enkulturasi & sosialisasi, atau orang dewasa lain yang berkebudayaan lain dengan proses akulturasi dan resosialisation

3. Horizontal Transmision
             Transmisi budaya yang berasal dari teman sebaya atau kelompok yang memiliki kesamaan budaya ataupun berbeda.

Selain pengelompokan transmisiberdasarkan sumber, terdapat juga proses atau cara penurunan nilai budaya atau transmisi budaya sebagai berikut :

1. Enkulturasi
        Enkulturasi adalah proses penerusan kebudayaan dari generasi yang satu kepada generasi berikutnya selama hidup seseorang individu dimulai dari insttitusi keluarga terutama tokoh ibu. Enkulturasi mengacu pada proses dengan mana kultur (budaya) ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kita mempelajari kultur, bukan mewarisinya. Kultur ditransmisikan melalui proses belajar, bukan melalui gen. Orang tua, kelompok, teman, sekolah, lembaga keagamaan, dan lembaga pemerintahan merupakan guru-guru utama dibidang kultur. Enkulturasi terjadi melalui mereka.


2. Akulturasi

       Akulturasi mengacu pada proses dimana kultur seseorang dimodifikasi melalui kontak atau pemaparan langsung dengan kultur lain. Misalnya, bila sekelompok imigran kemudian berdiam di Amerika Serikat (kultur tuan rumah), kultur mereka sendiri akan dipengaruhi oleh kultur tuan rumah ini. Berangsur-angsur, nilai-nilai, cara berperilaku, serta kepercayaan dari kultur tuan rumah akan menjadi bagian dari kultur kelompok imigran itu. Pada waktu yang sama, kultur tuan rumah pun ikut berubah.

3. Sosialisasi
      Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.
Pengaruh enkulturasi terhadap perkembangan psikologi individu adalah perkembangan seseorang untuk tumbuh kembang dipengaruhi oleh proses kultur atau budaya yang di transmisikan dari satu generasi ke generasi selanjutnya dengan proses belajar.
Pengaruh akulturasi terhadap perkembangan psikologi individu adalah berubahnya kultur seseorang yang terjadi karena pengaruh asing. Hal itu terjadi karena adanya proses sosial dimana sesama manusia saling mempelajari kultur yang ada dalam lingkungan asing tersebut.
Pengaruh sosialisasi terhadap perkembangan psikologi individu adalah kehidupan seorang manusia yang terus berjalan mempengaruhi bagaimana proses penanaman kebiasaan dari satu generasi ke generasi berikutnya itu terjadi sehingga sosialisasi mempengaruhi peranan seorang individu dalam suatu kelompok masyarakat.

          Setelah melewati pengasuhan diatas maka seseorang akan dikatakan memiliki nilai budaya di dalam dirinya, dan setiap orang memiliki nilai budaya berbeda karena keragaman sumber budaya yang di turunkan kepadanya.

Daftar Pustaka
http://id.scribd.com/doc/68996864/TRANSMISI-BUDAYA
http://id.shvoong.com/law-and-politics/family-law/2245698-enkulturasi-dan-akulturasi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_antarbudaya#Enkulturasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisasi

Minggu, 07 Oktober 2012

Perlunya Psikologi Lintas Budaya


             Psikologi Lintas Budaya (PLB) mungkin baru 100 tahun ini baru terdengar dan berkembang pesat, jika ditarik agak jauh kebelakang dengan mencermati fenomena sebelum lahirnya PLB yakni pada masa abad pertengahan (abad ke 15) dan ke 16, Masyarakat di Eropa yang menaruh perhatian pada nilai-nilai luhur kemanusiaan. Kebebasan (freedom), kesetaraan (equality) mengemuka di masa perahlian menuju pembaharuan (renaissance) terhadap sektor-sektor kehidupan. Keragaman (diversity) yang tampak dalam kehidupan masyarakat sehari-hari menjadi bagian yang tak terpisahkan dan merupakan isu penting pada menjelang masa renaissance tersebut.
            Sedangkan tumbuh-kembang PLB lebih tampak di Amerika Serikat sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di negara itu. Namun demikian, kita akan mudah menjumpai studi-studi tentang perbandingan antara orang Amerika dengan Jerman, dibandingkan studi mengenai orang Amerika keturuan Afrika dengan orang Amerika keturunan Asia. Hal ini dimungkinkan karena mereka berasumsi bahwa Amerika merupakan satu kesatuan budaya (homogen) yang dapat dibedakan dengan bangsa di negara-negara lainnya.
             Pada masa "European Enlightenment" atau era pencerahan bangsa Eropa (Jahoda & Krewer: hal. 8) di abad 17 hingga ke 19, sebagai kelanjutan masa renaissance, perkembangan peradaban manusia mulai berubah kearah yang lebih luhur dan manusiawi dalam menempatkan posisi serta harkat manusia dalam kehidupannya (from savage to the civilized state of human life). Oleh karena itu psikologi sangat bermanfaat untuk di terapkan di masyarakat.
        Menurut Lonner Brislin dan Thorndike, (1973), psikologi lintas budaya adalah kajian empirpik mengenai anggota berbagai kelompok budaya yang telah memiliki perbedaan pengalaman yang dapat membawa ke arah perbedaan perilaku yang diramalkan dengan signifikan.
         Dan psikologi lintas budaya menurut Segall, Dasen, dan Poortinga (1990) adalah kajian ilmiah mengenai perilaku manuasia dan penyebarannya, skaligus memperhitungkan cara perilaku itu dibentuk dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial budaya. Definisi ini mengarahkan perhatian pada dua hal pokok yaitu keragaman perilaku manusia didunia dan kaitannya antara perilaku individu dengan konteks budaya.
           Menurut Triandis, Malpass, dan Davidson (1972) psikologi lintas budaya mencakup kajian suatu pokok persoalan yang bersumber dari dua budaya atau lebih, dengan menggunakan metode pengukuran yang ekuivalen, untuk menentukan batas-batas yang dapat menjadi pijakan teori psikologi umum dan jenis modifikasi teori yang diperlukan agar menjadi universal.
              Jadi psikolog lintas budaya mengkaji tentang perilaku individu budaya, yang mungkin dapat berubah dan berbeda karena perbedaan pengalaman yang di dapatkan individu tersebut, sehingga muncul pola prilaku yang beraneka ragam.
             
Hubungan Psikologi Lintas Budaya(PLB) dan cabang ilmu lainnya.
           Dibawah ini merupakan beberapa contoh hubungan dari ilmu psikologi lintas budaya dengan cabang ilmu lainnya, karena saling keterkaitannya 1 sama lain :

  • Psikologi lintas budaya dengan Sosiologi
         Kedua ilmu ini saling keterkaitan karena objek material yang di kaji adalah manusia, dan hubungannya adalah sosiologi mengkaji bagai mana manusia saling berhubungan, dan psikologi lintas budaya mengkaji prilaku dari segi budaya, sehingga kedua ilmu tersebut dapat berdampingan bagai mana individu yang memiliki budaya sehingga memiliki perilaku tertentu berinteraksi dengan individu yang berbeda budaya.
  • Psikologi lintas budaya dengan Psikologi klinis        Mungkin keduanya dari cabang ilmu yang sama akan tetapi penekanan berbeda, selain hubungan dari akar ilmu yang sama, keduanya jg saling keterkaitan, karena seorang psikolog klinis akan berhubungan dengan klien yang berbeda budaya dan menghasilkan prilaku budaya, karena setiap orang pasti masih memegang kebudayaan masing-masing, untuk itu seorang psikolog klinis juga harus mampu memperlakukan dan berkomunikasi dengan baik, tanpa merendahkan atau menyinggung nilai budaya klien dan dirinya.
  • Psikologi lintas budaya dengan Psikologi konsumen
           Kali ini pun sama, psikologi konsumen yang berasal dari cabang ilmu psikologi, juga memiliki kaitannya dengan litas budaya, misalkan dalam psikologi konsumen juga mempelajari tentang prilaku tetapi diarahkan pada suatu kegiatan konsumsi, jadi karena semua manusia pasti melakukan konsumsi berarti beraneka ragam etnis juga melakukan kegiatan tersebut, akan tetapi mungkin perilaku yang di tunjukan berbeda terhadap barang konsumsi. oleh karena itu psikologi konsumen juga dapat di padukan dengan psikologi lintas budaya, misal dengan tujuan menguji perilaku yang timbul dari masyarakat etnis tertentu terhadap suatu barang konsumsi.
              Mungkin masih banyak cabang ilmu yang memiliki hubungan dengan psikologi lintas budaya, apalagi bila suatu cabang tersebut mengkaji perilaku atau budaya, ataupun menerapkan teori psikologi lintas budaya kedalam pengujian teori suatu ilmu lainnya. Oleh karena itu Psikologi industri mulai berkembang dan di terapkan.






Daftar Pustaka

         http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197210242001121-BAGJA_WALUYA/PIS/Konsep_Dasar_Psikologi.pdf
        http://www.psychologymania.com/2011/09/mazhab-dan-aliran-dalam-psikologi.html
        http://www.uin-malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=2558:psikologi-lintas-budaya&catid=35:artikel-dosen&Itemid=210

Selasa, 20 Maret 2012

Pengaruh Menonton Televisi Pada Anak

         Mungkin saat ini banyak ibu rumah tangga yang ikut bekerja atau pun membangun karirnya, akan tetapi kesibukan yang dialami para ibu berdampak juga kepada anak, cukup banyak para ibu yang sulit membagi waktunya untuk anak sendiri. terkadang sebelum anak bangun, sang ibu sudah berangkat kerja, dan ketika sang ibu pulang si anak telah tidur terlelap. Tapi, apa hanya itu masalahnya? terkadang ada ibu yang sibuk dengan bisnisnya sehingga sering kali pun ketika sedang libur pun sang bu mengerjakan tugas kantor ataupun bisnisnya, sering kali anak-anak mencari perhatian dan kasih sayang ketika sang ibu di rumah, akan tetapi sang ibu malah merasa terganggu dan kemudian sang ibu menyetelkan televisi atau film agar perhatian anak teralihkan pada acara atau film ter sebut, dan perlakuan ini tidak hanya sekali tetapi berkelanjutan. perlakuan ini sangat di sayangkan  karena dapat menyebabkan kesehatan mental anak dapat terganggu.
         Sebelum membahas masalah ini alangkah baiknya bila kita mengetahui pengertian kesehatan mental yang telah di bahas pada waktu lalu(http://ultimate7th.blogspot.com/2012/03/psikologi-kesehatan-mental.html),  berikut adalah beberapa pengertian teori kesehatan mental :
1. Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan dimana dia hidup dan berinteraksi.
2. Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada kebahagiaan diri dan orang lain serta dari gangguan-gangguan dan penyakit jiwa.
3. Kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problem-problem biasa yang terjadi dan merasakan secara positif kebahagiaan dan kemampuan diri.
Ini adalah pengertian menurut : Dr. Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, 1994, CV HAJI SAMAAGUNG ; Jakarta. 

     Setelah kita mengetahui beberapa teori atau pengertian tentang kesehatan mental kita akan membahas masalah yang timbul akibat menonton televisi pada anak yang sebelumnya di bahas. Tahukah anda? seringkali orang tua malah mengalihkan perhatian anak pada televisi dapat mental anak, berikut beberapa definisi masalah yang berhubungan dengan teori di atas :
1. Anak menjadi pasif dan sulit berinteraksi dengan orang di lingkungannya atau pun dengan temannya. ini menjadikan sang anak tidak bisa berkomunikasi secara baik dan potensi atau bakat anak  menjadi tidak terasah ini..
2. Anak menjadi berfantasi, dalam artian ini sang anak menganggap kehidupan yang ia jalani bisa seperti dalam film yang ia tonton, hal ini menyebabkan sang anak menjadi sulit menyelesaikan masalah yang ada dalam kehidupan nyatanya.
3. Anak menirukan sifat karakter yang ada pada film, hal ini mungkin ada baiknya bila karakter yang di tiru memiliki sifat yang baik, akan tetapi bila film yang di tonton ada adegan kekerasan atau dewasa tentu bisa merusak pribadi anak, dan bisa mempercepat perkembangan psikologis(dalam artian negatif) anak yang tidak sesuai dengan umurnya.

       Mungkin masih banyak lagi masalah yang belum di sebutkan, lalu dari masalah-masalah di atas apa yang harus kita lakukan? berikut solusi yang mungkin bisa kita lakukan :
1. usahakan luangkan waktu untuk anak.
2.bila anda memiliki waktu, ajaklah anak berinteraksi dengan anak, atau ajaklah anak jalan-jalan dengan anda.
3. ajarkanlah anak supaya berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya, baik di rumah, ataupun sekolah, serta ajarkan cara berinteraksi dengan baik.
4. bila anda terpaksa mengalihkan perhatian anak pada televisi, usahakan acara atau film yang ia tonton sesuai dengan umurnya dan mengandung nilai-nilai yang baik.
5. batasi waktu anak untuk menonton, ajaklah anak bermain dengan anda atau dengan teman-temannya ataupun anda dapat mengajak anak anda berolah raga dengan pernmainan di luar rumah.

       Jadi jangan sia-siakan anak anda engan kesibukan anda, karena ia adalah penerus diri anda sendiri, jadikanlah ia anak yang baik dan hebat dengan diri dan usaha anda. Sekian terima kasih...

Minggu, 18 Maret 2012

Psikologi Kesehatan Mental

      Sebuah pepatah mengatakan "Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat" bukan berarti hanya tubuh yang dapat terserang penyakit akan tetapi jiwa atau mental pun bisa saja terganggu. oleh karena itu terciptalah sebuah cabang ilmu psikologi yang mempelajari kesehatan mental. Istilah Kesehatan Mental diambil dari konsep mental hygiene, kata mental berasal dari bahasa Yunani yang berarti Kejiwaan. Kata mental memilki persamaan makna dengan kata Psyhe yang berasal dari bahasa latin yang berarti Psikis atau Jiwa, jadi dapat diambil kesimpulan bahwa mental hygiene berarti mental yang sehat atau kesehatan mental. Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan mental baik berupa neurosis maupun psikosis (penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial).

         Jika dilihat dari sejarah perkembangan kesehatan mental semakin lama mengalamai perubahan setelah Perang Dunia II, perhatian masyarakat mengenai kesehatan jiwa semakin bertambah. Kesehatan mental bukan suatu hal yang baru bagi peradaban manusia gangguan mental itu telah terjadi sejak awal peradaban manusia dan sekaligus telah ada upaya-upaya mengatasinya sejalan dengan peradaban.

seperti ilmu psikologi yang mempelajari hidup kejiwaan manusia, dan memiliki usia sejak adanya manusia di dunia tidak berbeda dengan kesehatan mental hanya saja masalah dan cara penagannya berbeda pada saat itu.

Jaman dulu banyak beredar kepercayaan atau mitos yang salah mengenai penyakit mental, ada yang percaya bahwa penyakit mental disebabkan oleh gangguan roh jahat, ada yang menuduh bahwa itu akibat guna-guna, karena kutukan atau hukuman atas dosanya. Kepercayaan yang salah ini hanya akan merugikan penderita dan keluarganya karena pengidap penyakit jiwa tidak mendapat pengobatan secara cepat dan tepat sehingga para penderita penyakit mental dimasukkan dalam penjara-penjara di bawah tanah atau dihukum dan diikat dengan rantai besi.

Namun seiring jaman yang semakin maju dan perkembangan ilmu pengetahuan Philippe Pinel di Perancis dan William Tuke dari Inggris, mengadakan perbaikan dalam menanggulangi orang-orang yang terganggu mentalnya ini. Lalu mereka dikenal dengan masa masa pra ilmiah karena hanya usaha dan praksis yang mereka lakukan tanpa adanya teori-teori yang dikemukakan.

Dan selanjutnya adalah masa ilmiah, dimana tidak hanya praksis yang dilakukan tetapi berbagai teori mengenai kesehatan mental dikemukakan.

Dan banyak tokoh mengenai perkembangan sejarah kesehatan mental seperti :
1. Dorothea Dix merupakan seorang pionir wanita dalam usaha-usaha kemanusiaan berasal dari Amerika.
2. Clifford Whittingham Beers (1876-1943). karena Beers pernah sakit mental dan dirawat selama dua tahun dalam beberapa rumah sakit jiwa. Ia mengalami sendiri betapa kejam dan kerasnya perlakuan saat di rumah sakit jiwa.

Serta beers menulis buku yang berjudul ”A Mind That Found Itself”
melontarkan tuduhan-tuduhan terhadap tindakan-tindakan kejam dan tidak berperi kemanusiaan, Beers menyarankan program-program perbaikan yang definitif pada cara pemeliharaan dan cara penyembuhan bagi penderita gangguan mental dan menyusun suatu program yang beriisikan :

1. Perbaikan dalam metode pemeliharaan dan penyembuhan para penderita mental.
2. Kampanye memberikan informasi-informasi agar orang mau bersikap lebih inteligen dan lebih human atau berperikemanusiaan terhadap para penderita penyakit emosi dan mental.
3. Memperbanyak riset untuk menyelidiki sebab-musabab timbulnya penyakit mental dan mengembangkan terapi penyembuhannya.
4. Memperbesar usaha-usaha edukatif dan penerangan guna mencegah timbulnya penyakit mental dan gangguan-gangguan emosi.

Para psikolog besar sangat terkesan oleh Beers termasuk William James dan Adolf Meyer. Pada akhirnya Adolf Meyer menyarankan agar ”Mental Hygiene” dipopulerkan sebagai satu gerakan kemanusiaan. Dan pada tahun 1908 terbentuklah organisasi Connectitude Society for Mental Hygiene. Lalu pada tahun 1909 berdirilah The National Committee for Mental Hygiene, dimana Beers sendiri duduk di dalamnya hingga akhir hayatnya.
        Adapun berbagai macam definisi tentang kesehatan mental dengan beragam ungkapnya. Berikut ini adalah beberapa pengertian tersebut:
1. Kesehatan mental adalah terhindarnya orang dari gejala-gejala gangguan jiwa ( neurose )
2. Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan dimana dia hidup dan berinteraksi.
3. Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada kebahagiaan diri dan orang lain serta dari gangguan-gangguan dan penyakit jiwa.
4. Kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problem-problem biasa yang terjadi dan merasakan secara positif kebahagiaan dan kemampuan diri.
Ini adalah pengertian menurut : Dr. Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, 1994, CV HAJI SAMAAGUNG ; Jakarta. 
5. Hadfield : ”upaya memeliharaan mental yang sehat dan mencegah agar mental tidak sakit”.  
6. Alexander Schneiders : ”suatu seni yang praktis dalam mengembangkan dan menggunakan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan kesehatan mental dan penyesuaian diri, serta pencegahan dari gangguan-gangguan psikologis”.  
7. Carl Witherington : ”ilmu pemeliharaan kesehatan mental atau sistem tentang prinsip, metode, dan teknik dalam mengembangkan mental yang sehat”.

      
     Tidak hanya itu  pengertian tentang kesehatan mental yang berbeda sebagai berikut :
• Dalam indeks buku The International Dictionary Of Medicine and Biology (Freund.1991) mendefinisikan kesehatan sebagai suatu kondisi yang dalam keadaan baik dari suatu organisme atau bagiannya yang dirincikan oleh fungsi yang normal dan tidak adanya penyakit.
• WHO mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental ( rohani ) dan social, bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan.(Smeet. 1994).
• Pembahasan mengenai konsep kesehatan lebih difokuskan pada model-model kesehatan yang muncul. Model-model kesehatan itu antara lain model barat dan model timur.
Menurut Eisenberg (Helman, 1990) yang dimaksud dengan model adalah cara merekontruksi realita, memberikan makna kepada fenomena-fenomena alam yang pada dasarnya bersifat chaos. Model kesehatan barat dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu model biomedis atau sering disebut sebagai model medis ( Joesoet, 1990; Freund, 1991; Helman, 1990; Tamm, 1993), model spikiatris (Helman, 1990) dan model psikosomatis (Tamm, 1993) sedangkan model kesehatan timur umumnya disebut model kesehatan holistic (Joesoet, 1990) yang menekankan pada keseimbangan (Helman,1990).
Model biomedis (Freud, 1991) memiliki 5 asumsi.
  1. Terdapat perbedaan yang nyata antara tubuh dan jiwa sehingga penyakit diyakini berada pada suatu bagian tubuh tertentu.
  2. Bahwa penyakit dapat direduksi pada gangguan fungsi tubuh, entah secara biokimia atau neurofisiologi.
  3. Keyakinan bahwa setiap penyakit disebabkan oleh suatu agen khusus yang secara potensial dapatdidefinisikan.
  4. Melihat tubuh sebagai suatu mesin.
  5. Konsep bahwa obyek yang perlu diatur dan dikontrol.
    untuk mengetahui atau membedakan karakter sebuah mental dapat dikatakan sehat atau tidak tentu kita harus memiliki karakteristik yang menentukannya, berikut ini adalah karakteristik mental yang sehat dan tidak sehat :

1. Terhindar dari Gangguan Jiwa
Zakiyah Daradjat (1975) mengemukakan perbedaan antara gangguan jiwa (neurose) dengan penyakit jiwa (psikose), yaitu:
  1. Neurose masih mengetahui dan merasakan kesukarannya, sebaliknya yang kena psikose tidak. 
  2. Neurose kepribadiannya tidak jauh dari realitas dan masih hidup dalam alam kenyataan pada umumnya. sedangkan yang kena psikose kepribadiaannya dari segala segi (tanggapan, perasaan/emosi, dan dorongan-dorongan) sangat terganggu, tidak ada integritas, dan ia hidup jauh dari alam kenyataan.
2. Dapat menyesuaikan diri
Penyesuaian diri (self adjustment) merupakan proses untuk memperoleh/ memenuhi kebutuhan (needs satisfaction), dan mengatasi stres, konflik, frustasi, serta masalah-masalah tertentu dengan cara-cara tertentu. Seseorang dapat dikatakan memiliki penyesuaian diri yang normal apabila dia mampu memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalahnya secara wajar, tidak merugikan diri sendiri dan lingkungannya, serta sesuai denagn norma agama.
3. Memanfaatkan potensi semaksimal mungkin
Individu yang sehat mentalnya adalah yang mampu memanfaatkan potensi yang dimilikinya, dalam kegiatan-kegiatan yang positif dan konstruktif bagi pengembangan kualitas dirinya. pemanfaatan itu seperti dalam kegiatan-kegiatan belajar (dirumah, sekolah atau dilingkungan masyarakat), bekerja, berorganisasi, pengembangan hobi, dan berolahraga.
4. Tercapai kebahagiaan pribadi dan orang lain
Orang yang sehat mentalnya menampilkan perilaku atau respon-responnya terhadap situasi dalam memenuhi kebutuhannya, memberikan dampak yang positif bagi dirinya dan atau orang lain. dia mempunyai prinsip bahwa tidak mengorbankan hak orang lain demi kepentingan dirnya sendiri di atas kerugian orang lain. Segala aktivitasnya di tujukan untuk mencapai kebahagiaan bersama.
Karakteristik pribadi yang sehat mentalnya juga dijelaskan pada tabel sebagai berikut (Syamsu Yusuf LN ; 1987).

ASPEK PRIBADI
KARAKTERISTIK
Fisik
Perkembangannya normal.
Berfungsi untuk melakukan tugas-tugasnya.
Sehat, tidak sakit-sakitan.
Psikis
Respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
Memiliki Insight dan rasa humor.
Memiliki respons emosional yang wajar.
Mampu berpikir realistik dan objektif.
Terhindar dari gangguan-gangguan psikologis.
Bersifat kreatif dan inovatif.
Bersifat terbuka dan fleksibel, tidak difensif.
Memiliki perasaan bebas untuk memilih, menyatakan pendapat dan bertindak.
Sosial
Memiliki perasaan empati dan rasa kasih sayang (affection) terhadap orang lain, serta senang untuk memberikan pertolongan kepada orang-orang yang memerlukan pertolongan (sikap alturis).
Mampu berhubungan dengan orang lain secara sehat, penuh cinta kasih dan persahabatan.
Bersifat toleran dan mau menerima tanpa memandang kelas sosial, tingkat pendidikan, politik, agama, suku, ras, atau warna kulit.
Moral-Religius
Beriman kepada Allah, dan taat mengamalkan ajaran-Nya.
Jujur, amanah (bertanggung jawab), dan ikhlas dalam beramal.

Uraian diatas, menunjukan ciri-ciri mental yang sehat, sedangkan yang tidak sehat cirinya sebagai berikut :
  1. Perasaan tidak nyaman (inadequacy) 
  2. Perasaan tidak aman (insecurity) 
  3. Kurang memiliki rasa percaya diri (self-confidence) 
  4. Kurang memahami diri (self-understanding) 
  5. Kurang mendapat kepuasan dalam berhubungan sosial 
  6. Ketidakmatangan emosi 
  7. Kepribadiannya terganggu 
  8. Mengalami patologi dalam struktur sistem syaraf (thorpe, dalam schneiders, 1964;61).
   Begitupun macam macam bentuk gangguan mulai yang terendah hingga yang sulit di tangani, berikut adalah jenis-jenis gangguan mental serta pengertiannya :Kategori atau Penggolongan Kesehatan Mental
1.Gangguan Somatofarm
Gejalanya bersifat fisik, tetapi tidak terdapat dasar organic dan factor-faktor psikologis.
2.Gangguan Disosiatif
Perubahan sementara fungsi-fungsi kesadaran, ingatan, atau identitas yang disebabkan oleh masalah emosional.
3.Gangguan Psikoseksual
Termasuk masalah identitas seksual (impotent, ejakulasi, pramatang, frigiditas) dan tujuan seksual.
4.Kondisi yang tidak dicantumkan sebagai gangguan jiwa.
Mencakup banyak masalah yang dihadapi orang-orang yang membutuhkan pertolongan seperti perkawinan, kesulitan orang tua, perlakuan kejam pada anak.
5.Gangguan kepribadian
Pola prilaku maladaptik yang sudah menahun yang merupakan cara-cara yang tidak dewasa dan tidak tepat dalam mengatasi stres atau pemecahan masalah.
6.Gangguan yang terlihat sejak bayi, masa kanak-kanak atau remaja.
Meliputi keterbelakangan mental, hiperaktif, emosi pada kanak-kanak, gangguan dalam hal makan.
7.Gangguan jiwa organik
Terdapat gejala psikologis langsung terkait dengan luka pada otak atau keabnormalan lingkungan biokimianya sebagai akibat dari usia tua dan lain-lain.
8.Gangguan penggunaan zat-zat
Penggunaan alkohol berlebihan, obat bius, anfetamin, kokain, dan obat-obatan yang mengubah prilaku.
9.Gangguan Skisofrenik
Serangkaian gangguan yang dilandasi dengan hilangnya kontak dengan realitas, sehingga pikiran, persepsi, dan prilaku kacau dan aneh.
10.Gangguan Paranoid
Gangguan yang ditandai dengan kecurigaan dan sifat permusuhan yang berlebihan disertai perasaan yang dikejar-kejar.
11.Gangguan Afektif
Gangguan suasana hati (mood) yang normal, penderita mungkin mengalami depresi yang berat, gembira yang abnormal, atau berganti antara saat gembira dan depresi.
12.Gangguan Kecemasan
Gangguan dimana rasa cemas merupakan gejala utama atau rasa cemas dialami bila individu tidak menghindari situasi-situasi tertentu yang ditakuti.

Nah setelah pengertian dan berbagai bentuk gangguan yang dapat mengganggu mental seseorang, semoga dengan topik di atas kita dapat mengetahui cara menjaga kesehatan mental atau mengetahui bila mana diri kita atau orang lain terganggu mentalnya. sekian terima kasih...

Sumber :
http://yudiantara.wordpress.com/2009/01/20/kesehatan-mental/
http://www.psychologymania.com/2011/03/pengertian-dan-karakteristik-kesehatan.html
http://blogkesehatanmental.wordpress.com/2011/03/29/definisi-kesehatan-mental/

http://myblog-pamungkas.blogspot.com/2012/03/sejarah-kesehatan-mental.html